Kamis, 07 Juli 2011

Perompak Somalia Adu Jotos Saat Berebut Tebusan

Illustrasi
Perompak Somalia Adu Jotos Saat Berebut Tebusan ini menunjukkan bahwa perompakan terorganisir karena terlihat bahwa mereka masing-masing memiliki keinginan tersendiri terhadap besar uang tebusan. Perbedaa pendapat antar kelompok perompak inilah yang memicu perkelahian antar perompak sendiri.
Pesawat aircraft Antonov buatan Rusia itu menari-nari di perairan Yaman dan Somalia.  Berputar tiga kali, tepat di atas kapal Sinar Kudus. Lalu blas.. buntelan berlakban coklat dilapis parasut itu dijatuhkan dan terhempas di atas air laut. Tepat di lokasi yang sudah ditandai Smoke Signal Orange.
Dari jauh, dua speedboat sudah menunggu. Masing-masing berisi dua orang, bersenjata lengkap. Mereka sigap mendekat dan menarik buntelan itu. Lalu bergegas merapat ke Sinar Kudus.
Hari itu, Sabtu 30 April 2011. Jarum jam menunjuk pukul 11.30 ketika 20 awak kru Kapal Kargo Sinar Kudus dijejer di atas Palka 2. Mereka digiring berbaris dalam todongan senjata laras panjang.
“Sebagian dari kami sudah pasrah jika harus dibunuh” kata Masbukin, mualim Sinar Kudus menuturkan ulang kejadian itu. “ Banyak yang meneteskan air mata. Kalau duit jatuh dan kami tetap dibunuh?”
Siang itu adalah hari dimana pemilik kapal, PT Samudera Indonesia membayar duit tebusan para awak Sinar Kudus yang dirompak dan disandera selama 46 hari. Sudah ada dalam kesepakatan, kalau pengiriman duit itu harus dilihat 20 kru kapal. Mereka harus terlihat masih hidup.
Diantara oleh 10 paradin, yang melibatkan agen Badan Intelijen Negara, duit tebusan itu dibagi menjadi tiga buntelan, dan dijatuhkan di samping kiri dan kanan kapal.
“ Pokoknya pesawatnya muter-muter tiga kali” kata Slamet Juari, Kapten Kapal Sinar Kudus.  Kegiatan itu diamati Satuan Tugas “Duta Samudera” dari atas KRI Abdul Halim Perdanakusuma dan KRI Yos Sudarso, dari jarak 5 – 10 mil.
Begitu sampai di atas kapal Sinar Kudus, buntelan duit itu langsung dibuka. Mualim Masbukin dan Kapten Slamet, diminta membantu dan mengecek, duit ini palsu atau tidak. Dibawa ke ruang Kapten, keduanya disuruh menghitung duit. “Saya hitung duit tebusan sampai malam  pegal juga” ujarnya.
Setelah itu, gembolan duit itu  diserahkan ke M. Sallah, Komandan Perombak. Berita acara diteken, dikirim ke Jakarta. Selesaikan tugas Slamet dan bebaskah mereka seperti kesepakatan kalau enam jam duit diserahkan, perompak meninggalkan kapal?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar